Selasa, 22 November 2011

teori keperawatan menurut virginia henderson


TEORI KEPERAWATAN MENURUT
VIRGINIA HENDERSON
A.      Latar belakang
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897 yang  merupakan anak ke lima dari ke delapan bersaudara. Ia tertarik dengan keperawatan selama Perang Dunia I karena ke inginannya untuk membantu personel militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada tahun 1921 dan menempati posisi sebagai staf perawat di Henry Steet Visiting Nurse Service di New York. Di tahun 1992 Henderson mulai mengajar ilmu perawatan di Norfolk Prostetan Hospital di Virginia. Kemudian, ia meraih gelar B.S. dan M.A  di bidang pendidikan perawatan tahun 1926. Di tahun 1929 Henderson menjadi supervisor pengajaran pada klinik Strong Memorial Hospital di Rochester, New York. Kemudian ia kembali ke Teacher’s college di tahun 1930 sebagai pengajar, memberikan pelatihan proses analitik perawatan dan praktik klinik hingga tahun 1948.
Henderson menikmati karirnya yang panjang sebagai seorang penulis dan
peneliti. Sementara mengajar di Teacher’s college ia menulis ulang edisi ke empat
tulisan Bertha Harmer Textbook of the Principles and Practice of Nursing and
practice of Nursing setelah kematian penulisnya. Edisi ini diterbitkan tahun 1939.
Edisi kelima buku tersebut di terbitkan tahun 1955 dan memuat definisi ilmu
perawatan karya Henderson. Hnderson bergabung dengan universitas Yale sejak awal tahun 1950-an dan telah berbuat banyak bagi riset perawatan lebih jauh lewat perkumpulan ini. Mulai tahun 1959 hingga 1971. henderson mengepalai Nursing Studies Indeks Project yang di sponsori Yale.  Nursing Studies Indeks ke dakam empat jilid di lengkapi dengan indeks biografi perawatan, analisis, dan literatur sejarah sejak tahun 1900 hingga 1959.
 Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale University School of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic University of America, Pace University, University of Rochester, University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di pubikasikan antara lain The Nature of Nursing (1966), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan The Principles and Practice of Nursing (1939).   
B.       Teori
1.    Latar Belakang Teori
Sumber-sumber teoritis untuk pengembangan teori Henderson di bagi menjadi tiga, yaitu :
a.         Dia merevisi Textbook of The Principles dan Practise of Nursing pada tahun 1939. Henderson mengenalkan karyanya untuk naskah ini sebagai sumber yang memuatnya perlu membuat jadi lebih jelas tentang fungsi keperawatan.
b.         Keterlibatannya sebagai anggota komisi pada konfrensi regional Nasional Nursing Council di tahun 1946.
c.         Penyelidikan selama lima tahun Aerican Nurse Association tentang fungsi perawat menarik perhatia Henderson yang belum sepenuhnya memuaskan dengan definisi yang di adopsi oleh ANA di tahun 1955.
Nnie W. Goodrich adalah seorang dekan dari sekolah perawat militer di mana Henderson memperoleh pendidikan dasar keperawatan dan menjadi inspirasi baginya. Berthaharmer (perawat Kananda) adalah penulis asli Textbook of The Principles and Practise of Nursing yang di revisi oleh Henderson. Ida Orlando, Henderson menyebutkan Orlando sebagai salah satu yang berpengaruh dalam konsepnya mengenai hubungan perawat-pasien.
Henderson menggabungkan prinsip-prinsip fisiologi dan psikologi dalam konsepnya sendiri tentang nursing. Latar belakangnya dalam bidang ini berasal dari persahabatannya dengan Stackpole dan Tomidke selama studi sarjananya di Teacher Cllega. Stackpole mendasarkan kursus fisiologi pada dictum Cleude Bernard bahwa kesehatan bergantung pada pemeliharaan getah bening (lymph) yang konstanpsikosomatik dan implikasinya terhadap keperawatan. Dia menyatakan bahwa kesetimbangan emosional tidak bisa di pisahkan dengan kesetimbangan fisiologi, karena emosi merupakan interprestasi atas respon sel-sel terhadap komposisi kimiawi cairan-cairan sel. Henderson mengenali teori yang tepat di dukung oleh Throndike, dan Henderson tidak menyebut Maslow sebagai seorang yang mempengaruhinya.
2.    Asumsi- Asumsi Utama  Menurut Henderson
1.      Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
a.         Bernafas secara normal.
b.         Makan dan minum yang cukup.
c.         Membuang kotoran tubuh.
d.        Bergerak dan menjaga posisi yang di inginkan.
e.         Tidur dan istirahat.
f.          Memilih pakaian yang sesuai.
g.         Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
h.         Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen.
i.           Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
j.           Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
k.         Beribadah sesuai dengan keyakinan.
l.           Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
m.       Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
n.         Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat di klasifikasikan menjadi empat katagori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan poin a s/d i termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual., dan komponen l dan m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga mengatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat di pisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
2.      Keperawatan
Perawatan mempuyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam keadaan sehat maupun  sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempuyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
Menurut Henderson, perawat memiliki tugas-tugas sebagai  berikut:
a.       Membantu individu baik sehat maupun sakit.
b.      Sebagai anggota team medis.
c.       Tidak tergantung pada dokter, tetapi mengajukan rencananya bila dokter sedang mengunjungi.
d.      Perawat banyak mengetahui baik dalam biologis maupun sosial.
e.       Perawat dapat menilai kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.


3.      Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, di perlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuata, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4.      Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a.       Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b.      Perawat harus mampu melindungi pasien dari cidera mekanis.
c.       Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d.      Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep.
e.       Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f.       Perawat harus tahu tentang kebiasan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.

3.        Pernyataan Teori
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sehat atau sakit, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan, pemulihan, atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka mempunyai kekuatan, keinginan, atau pengetahuan”.
       Model konsep keperawatan yang di jelaskan oleh virginia Handerson adalah model konsep aktivitas sehari- hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit maupun yang sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.

       Pemahaman konsep tersebut dengan di dasari kepada keyakinan dan nilai yang di milikinya antara lain :
1.      Manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan.
2.      Dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat di pengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan.
3.      Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat di kelompokkan menjadi tiga kelompok di antranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
       Aktivitas hidup sehar-hari yang di sampaikan oleh Handerson tersebut adalah berikut aktivitas bernapas secara normal, aktivitas minum dan makan sesui dengan kebutuhan, aktivitas eliminasi secara normal, aktivitas bergerak dan memelihara postur tubuh, aktivitas tidur dan istirahat, aktivitas membuka dan memakai pakaian, aktivitas mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakain dengan berpakaian dan modifikasi lingkungan, aktivitas memelihara kebersihan tubuh dan berhias diri, aktivitas mencegah kecelakaan dan bahaya, aktivitas komunikasi, aktivitas beribadah, aktivitas bermain dan rekreasi, aktivitas bekerja, aktivitas belajar atau memuaskan keingintahuan.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1.      Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien.
2.      Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3.      Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (substitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemauan pasien yang berkurang. Di sini perawat berfungsi “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong(helper) untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandiriian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu  pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujud kan kesehatan pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawat bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki kebutuhan dasar yang harus di penuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut di modifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat , kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitan hubungan antara perawat dan dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenagan dokter. Rencana perawat yang di rumuskan oleh perawat dan pasien harus di jalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang di tentukan oleh dokter. Hubungan antara perawat, pasien, dan  dokter menurut Henderson dapat di gambarkan sebagai berikut.






Keyakinan Dan Tata Nilai Teori Handerson

Perawat
Pasien
Dokter
 





                                                                                           

Gambar, Hubungan Perawat – Pasien – Dokter.
Fokus keperawatan pada teorii handerson adalah klien yang memiliki keterikatan hidup secara individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia , keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan aktifitas penting guna memelihara dan memulih kan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai. Bantuan ini di berikan oleh perawat karena kurang nya pengetahuan , kekuatan, atau kemauan klien dalam melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar.
4.        Aplikasi Teori Henderson Dalam Proses Keperawatan
Denifisi ilmu perawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan menunjukan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihan dari kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen penanganan keperawatan dasar.
Adapun aplikasi dari teori Henderson dalam proses keperawatan yaitu:
a.       Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan pasien berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpul kan data, perawat menggunakan metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data terkumpul , perawat menganalisis data tersebut dan membanding kannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat – sakit. Hasil analis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diognosis keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhii kebutuhannya- dengan atau tanpa bantuan–serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang di miliki individu.
b.      Tahap perencanaan, menurut Handerson, meliputi aktifitas penyusunan rencana keperawatan sesuai kebutuhan individu–termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika di temukan adanya perubahan–serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah di susun dalam rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang di berikan perawat sifatnya individual, bergantung  pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemapuan intelektual serta fisik individu. Terakhir, perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang di harap kan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktifitas sehari- hari.