Bab
1
PSIKOLOGI INTELEGENSI
Para ahli psikologis yang mula-mula membahas masalah
tersebut, yaitu sifat hakekat inteligensi, memakai metode filsifat, yaitu mereka menyusun definisi
mengenai inteligensi itu atas dasar pemukiran spekualatif-logis.
Dalam
hakekatnya inteligensi itu bberjalin rapat dengan masalah-masalah lain, seperti
misalnya :
a)
Bagaimanakah
jalan perkembangan inteligensi itu pada anak-anak yang normal, dan pada
anak-anak kurang normal ?
b)
Sejauh
manakah perkembangan inteligensi itu dipengaruhi oleh fakrtor-faktor dasar, dan
sejauh mana dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan ?
c)
Bagaimana
kita dapat membedakan inteligensi dan prestasi belajar sebagai hasil didikan ?
“
Apakah inteligensi itu ?” yang tersebut dimuka. Konsepsi-konsepsi tersebut pada
dasarnya digolong-golongkan menjadi lima kelompok, yaitu :
1)
Konsepsi-konsepsi
yang bersifat spekulatif,
2)
Konsepsi-konsepsi
yang bersifat pragmatis,
3)
Konsepsi-konsepsi
yang didasarkan atas analisis faktor, yang kiranya dapat kita sebut
konsepsi-konsepsi faktor.
4)
Konsepsi-konsepsi
yang bersifat operasional, dan
5)
Konsepsi-konsepsi
yang didasarkan atas analisis fungsional, yang kiranya dapat kita sebut konsepsi-kosepsi
fungsional.
A. Pengertian
Intelegensi
di dalam bahasa psikologi diartikan sebagai kecerdasan atau
kecakapan.Intelegensi merupakan kecakapan umum sedangkan kecakapan khusus
disebut bakat.Intelegensi dapat di ukur dan ukuran kapasitas nya disebut IQ
(Intelegensi Quatent).Biasanya berbentuk angka-angka dan menggambarkan
penjabaran.Secara relative hasil pelaksaan satu tes. IQ membandingkan prestasi
seseorang dengan orang lain yang umurnya sama.
1. Kosepsi-konsepsi
mengenai inteligensi yang bersifat spekuatif-fisafati
a.
Inteligensi
Umum
1)
Ebbinghaus
(1897) member definisi inteligensi sebagai kemapuan untuk membuat kombinasi.
2)
Terman
(1921) member definisi inteligensi sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak.
3)
Thorndike
member definisi inteligensi sebagai hal yang dapat dinilai dengan taraf nilai
ketidak-lengkapan dari pada kemungkinan-kemungkinan dalam perjuangan hidup
individu.
b.
Inteligensi
Sebagai Kesatuan Dari Pada Daya-Daya Jiwa Formal
Inteligensi
adalah persatuan (kumpulan yang dipersatukan) dari pada daya-daya jiwa yang
khusus.
c.
Inteligensi
Sebagai Taraf Umum Dari Pada Daya-Daya Jiwa Khusus
2.
Konsepsi-konsepsi yang
bersifat pragmatis
Bahwa inteligensi itu
dapat diukur sesuai dengan definisinya.
3.
Konsepsi-konsepsi
faktor
a)
Teori
Spearman
Dengan tehnik analisis
faktor Spearman mengemukan bahwha tiap
tingkah laku manusia itu dimungkinkan (disebabkan) oleh dua factor, yaitu :
1)
Factor
umum, general factor, dan
2)
Factor-faktor
khusus tertentu (special factor)
Factor
umum atau general factor itu, yang dilambangkan dengan huruf g merupakan hal
atau factor yang mendasari segala tingkah laku orang.Sedangkan factor factor
khusus atau special factor, yang dilambangkan dengan huruf s, hanya berfungsi
pada tingkah laku khusus saja.
b)
Teori
Thomson
Menurut dia apa yang disebut
factor g oleh Spearman itu tidak ada. Spearman telah menunjukkan adanya factor
g itu , tetapi menurut Thomson pembuktian Spearman itu dapat ditunjukkan bahwa
btidak betul. Jadi apa yang disebutkan Spearman factor g itu tidak ada, yang
ada hanyalah bermacam-macam factor khusus, factor-faktor s.
c)
Teori
Cyrill Burt
Pendirian Burt sangat dekat
dengan pendirian Spearman. Dia sependapat dengan Spearman bahwa pada manusia
terdapat factor g, yang mendasari semua tingkah lakunya ; dan seperti Spearman
dia berpendapat, bahwa factor g ini tergantung kepada dasar, dibawa sejak
lahir.selanjutnya dia juga berpendapat, bahwa tiap-tiap orang memiliki banyak
factor s.
d)
Teori
Thurstone
Thurstone adalah tokoh Chicago.
Dia berpendapat dengan Burt, bahwa ada factor c, yang berfungsi pada sejumlah
tingkah laku ; juga sependapat dengan Burt mengenai adanya factor s yang
jumlahnya banyak sekali, sebanyak tingkah laku khusus yang dilakukan oleh
manusia yang bersangkutan.
Bahasa IQ ikenalkan oleh BINET tahun
1857-1911, skala BINET yang rumusnya :
IQ=MA/CA
Ket:
MA : usia mental
CA : usia kronologi
Dan direvisi Lewis
Termant tahun 1877-1956
IQ orang
bisa berubah disaat tertentu namun naik angkanya relative kecil an cenderung
stabil. IQ di pengaruhi oleh factor-faktor herediter, lingkungan, kematangan,
waktu/maturation (H.E.M/T)
Intelegensi atau
kecerdasan dapat diartikan sebagai menghubungkan / menyatukan satu sama lain,
dapat merespon dengan baik adanya stimulus.
THERMAN (1958)
mengartikan Intelegensi sebagai ability/berhubungan dengan hal-hal yang
abstrak/konkret/kecakapan.
Menurut Therman
Intelegensi ialah :
1.
General
ability / kecakapan umum (factor G)
2.
Special
ability / kecakapan khusus (factor S)
THURSTON INTELEGENCY
merupakan factor G, yaitu :
1.
Spatial
Relation / S
2.
Perceptual
Spee / P
3.
Verbal
comphrehensial / V
4.
Wor
Fluency / W
5.
Number
Facility / N
6.
Association
Memory / M
7.
Induction
/ I
Menurut
Therstone factor-faktor itu berkombinasi
satu sama lainnya hingga menghasilkan tindakan/perbuatan yang intelegen
Sperman menyatakan
intelegensy itentukan oleh G dan S factor
Intelegensy seseorang
juga sangat dipengaruhi oleh cara berpikir, ingatan/nuraninya dan juga di
pengaruhi oleh pengalaman, sikap dan kepribadiannya.
B. Factor
Intelegensi
1.
Hereditas
(pembawaan), merupakan factor utama dan terpenting dalam menentukan
intelegensi.
2.
Kematangan,menyangkut
pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis yang dipengaruhi factor internal
3.
Pembentuka,
yaitu perkembangan indiviu yang di pengaruhi factor lingkungan.
C. Karakteristik
Intelegensi
Karakteristik
umum intelegensi :
a.
Kemampuan
untuk belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman
b.
Kemampuan
untuk berfikir/menalar/abstrak
c.
Kemampuan
beradaptasi terhaap hal-hal yang timbul dari perubahan dan ketidakpastian
lingkungan
d.
Kemampuan
umtuk memotivasi diri guna menyelesaikan secara tepat tugas-tugas yang perlu
diselesaikan
William stren salah seorang pelopor dalam
penelitian intelegensi mendefinisikan intelegensisebagai
:kemampuan untuk menggunakan secara
tepat segenap alat-alat bantu dari pikiran, guna menyesuaikan diri terhadap
tuntutan-tuntutan baru.
Intelegensi ini
ditentukan oleh pembawaan turun-temurun (kebakaan); dan tidak banyak bergantung
pada factor milieu, khususnya sekolah dan pengajaran.
Selz telah
menyebutkan bahwa prestasi intelegensi itu bias di didik/dilatih (Erziehbarkeit von Intelegenzeleistungen). Pembagian kasar berdasarkan umur intelegensi,
adalah sebagai berikut ;
1.
Pandai
sekali/berkata
2.
Moral
3.
Debil
dengan IQ di bawah 75
4.
Imbesil
dengan IQ I bawah 67
5.
Idiot
Moede dan
Piorkowski, dua orang sarjana jerman, membuat serangkaian tes untuk mengukur
bakat (test bakat), yang meneliti: pembentukan pengertian, daya kritis,
kemampuan-kemampuan kombinasi, pengamatan, tanggapan dll. Khususnya tes
tersebut ipakai untuk memilih anak-anak berbakat. Di samping itu, mereka juga
mengembangkan pelbagai tes lainnya yaitu :
1.
Tes
telegram : tes membuat kalimat-kalimat sependek mungkin
2.
Tes
Definisi : membuat definisi yang paling tepat
3.
Tes
Absuritasi : mencari hal-hal yang tiak mungkin terjai
4.
Tes
ecoupage : memasang bagian-bagian yang telah di potong-potong
5.
Tes
Masselon : tes tiga kata, sebanyak mungkin menulis kalimat-kalimat dalam mana
terdapat tiga kata tersebut dalam kaitan yang wajar.
Perbedaan
yang besar sekali antara intelegensi kreatif
atau inventif dengan intelegensi eksekutif. Engan intelegensi
kreatif orang mampu mencipta, merancang alat-alat bantu baru, dan mendapatkan
penemuan-penemuan baru. Intelegensi ini memiliki pribai-pribadi istimewa dan
orang-orang genius.sedangkan intelegensi eksekutif itu merupakan kekayaan fisik
yang dimiliki oleh jutaan manusia yang mengoper dan dapat menggunakan alat-alat
bantu yang ditemukan oleh pribadi-pribai genius. Intelegensi praktis berkaitan
dengan berbuat praktis dan cepat, terutama di bidang teknik dan
pekerjaan.Sedang intelegensi teoritis berkaitan erat sekali dengan berpikir
logis dan cepat, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan sekolah atau study.
Adapun kelemahan-kelemahan test inteligensi itu
adalah sebagai berikut :
1)
Test
inteligensi itu terganung kepada kebudayaan. Test yang disusun lingkungan
kebuyaan tertentu tidak dapat dipergunakan untuk mentets orang-orang yang
berasal dari lingkungan kebudayaan yang berlainan.
2)
Teta
inteligensi itu hanya cocok untuk jenis tingkah laku tertentu.
Tingkah
laku tingkah laku orang itu bermacam-macam coraknya. Max Weber, seorang ahli
sosiologi yang kenamaan, menggolong-golongkan tingkah laku yang bermacam-macam
itu menjadi empat macam golongan, yaitu :
a)
Affektif
Handlung, tingkah laku afektif.
b)
Tradisional
Handlung, tingkah laku tradisional,
c)
Wertrational
Handlung, tingkah laku rasional berdasarkan nilai-nilai.
d)
Zweckrational
Handlung, tingkah laku rasional atas dasar tujuan.
Test inteligensi itu sendiri masih mengandung
kekeliruan-kekeliruan (qalaf)
Di
dalam penyesunan test inteligensi, tidak dapat diragukan lagi, bahwa ahli yang
menyusun test itu telah berusaha sebaik mungkin supaya segala syarat-syarat
untuk terciptanya test yang baik itu terpenuhi.
Walupun demikian kekeliruan tokoh masih dapat terjadi, misalnya dalam
panentuan daya pembeda, realibitas, dan validitas test itu.
D. Gangguan
Intelegensi
Gangguan
Intelegensi ialah retardasi mental.Retardasi mental ialah keadaan dengan
intelegensi kurang (abnormal). Sejak masa perkembangan (sejaak lahir atau sejak
masa kanak-kanak) (maramis,1999) atau keadaan kekurangan intelegensi sehingga
daya guna social dan dalam pekerjaan seseorang menjai tergantung.
Penyebab retardasi :
a.
Retardasi
mental primer, kemungkinan factor keturunan dan kemungkinan tidak diketahui.
b.
Retardasi
mental sekuner, factor luar yang diketahui dan memengaruhi otak (prenatal,
perinatal dan postnatal)
Factor penyebab
ganguan inteligensi
a.
Kerusakan
otak-prenatal, perinatal, atau postnatal berupa keturunan, keracunan, rudapaksa, keradangan,
neoplasma, ganguan pembuluh darah.
b.
Psikosis-fungsional
atau sindrom atak organik.
c.
Sosi budaya-memberikan makanan kurang protein pada
umur <5 tahun.
Bab
II
TUJUAN BELAJAR
1. Tujuan
kognitif
a. Mengenal
retardasi mental
Menguraikan
definisi retardasi mental
Memperinci
penyebab retardasi mental
Memperinci
tingkat-tingkat retardasi mental
b. Memahami
pencegahan dan penanganan retardasi mental
Menjelaskan
cara-cara pencegahan
Menjelaskan
secara umum cara penanganan retardasi mental
2. Tujuan
afektif
a.
Menunjukkan rasa wajib membantu usaha dalm bidang retardasi
mental
Mengajak
para teman membantu usaha dalam bidang retardasi mental
Bekerja
sama dengan badan-badan yang bergerak dalam retardasi mental
Mempelajari
lebih lanjut masalah retardasi mental
Menjelaskan
segi pengobatan retardasi mental kepada keluarga penderita
Retardasi mental
1.
Pengertian
dan penyebab retardasi mental
Retardasi mental adalah keadaan
dengan intelegensi yang kurang(subnormal) sejak masa perkembangan, sejak lahir
atau masa kanak-kanak. Retardasi mental disebut juga oligofrenia(oligo = kurang atau sedikit dan fren= jiwa) atau tuna mental
Penyebab retardasi mental, biasanya
dipengaruhi oleh factor krturunan (retardasi mental genetic) bias juga tidak di
ketahui (retardasi mental simplix) kedua retardasi mental tersebut disebut
retardasi primer. Sedangkan yang sekunder berasal dari factor-faktor luar yang
mempengaruhi otak pada waktu prenatal atau postnatal.
Keadaan-keadaan yang sering disertai
retardasi mental sebagai berikut:
A.
Akibat infeksi atau
intoxikasi
Dalam kelompok ini
termasuk keadaan reterdasi mental karna kerusakan jaringan otak akibat infeksi
intracranial, karena serum, obat toxik lainnya.
Beberapa contoh adalah
:
·
Parotitis
epidemika, rubella, sifilis dan toxoplasmosis congenital
·
Ensefalopatia
karena infeksi postnatal
·
Ensefalopa
karena toxemia gravidarum atau karena intoxikasi lain
·
Ensefalopatia
bilirubin (“kernicrerus”)
·
Ensefalopatia
post-imunisasi
B. Akibat
rudapaksa atau sebab fisik lain
Rudapaksa:
rudapaksa serta juga trauma lain, seperti sinar , bahan kontrasepsi dan usaha
melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan dengan retardasi mental.
Pada wakty
lahir atau perinatal, kepala dapat mengalami tekanan sehingga timbul perdarahan
dalam otak.Mungkin juga terjadi kekurangan O2 (asfixia neonatum)
yang terjadi pada 1/5 dari semua kelahiran.Hal ini dapat
terjadi karena aspirasi lendir, aspirasi liquor amnii, anesthesia ibu dan
prematuritas. Bila kekurangan zat asam berlangsung terlalu lama maka akan
terjadi degenerasi sel-sel kortek yang kelak mengakibatkan retardasi mental.
C. Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi
Semua retardasi mental
yang langsung disebabkan oleh ganguanmetabolism (ganguan metabolisme zat
lipida, karnohidrat dan protein), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok
ini. Ganguan gizi yang berta dan berlangsung lama sebelum umur 4 tahun dapat
mempengaruhi dan mengakibatkan retardasi mental keadaan ini dapt diperbaiki
dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun.
Beberapa contoh
keadaan yang sering mengakibatkan retradasi mental dalam subkategori ini iyalah
:
·
Lipidosis
otak inpantil (penyakit Tay-Sach)
·
Histiossitosis
lipidum jenis keratin (penyakit Gaucher)
·
Histiosis
lipidum jenis pospatid (penyakit Niemann-Pick)
·
Fenilketoria:
Diturun melalui suatu gen yang resesif
D. Akibat
penyakit otak yang nyata
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat
neoplasma (tidak termasuk tumbuhan sekunder) karena rudapaksa atau keradangan)
dan beberapa reaksi sel-sel yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul
etiologinya (diduga herediter atau familial). Reaksi sel-sel otak (reaksi
structural) ini dapat bersifat degenerative, infiltrative, radang,
proliferative, sklerotik atau reparative, misalnya :
·
Neofibromatosis
(penyakit von Recklinghausen)
·
Angiomantosis
otak trigemini (penyakit sturge-weber-dimitri)
·
Sklerosis
tuberosis (Epioia, penyakit Bournville)
·
Sklerosis
spinal (ataxia Friedreich)
E. Akibat
penyakit / pengaruh prenatal yang tidak jelas
Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir,
tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek
congenital yang tidak diketahui sebabnya.
F. Akibat
kelainan kromosom
Kelainan kromosom mungkin terdapat dalam jumlahnya
atau dalam bentuknya. Kelainan dalam jumlah kromosom : Sindrom Down atau
Langton Down atau mongolisme (trisomi otomosal atau trisomi kromosom 21).
Kelainan dalam bentuk kromosom: “Cri du chat”: tidak terdapat cabang pendek
pada kromosom 5.cabang pendek pada kromosom 18 tidak terdapat.
G. Akibat
prematuritas
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental yang
berhubungan dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang
dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu serta tidak
terdapat sebab-sebab lain seperti dalam subkategori sebelum ini.
H. Akibat
gangguan jiwa yang berat
Retardasi mental mungkin juga suatu gangguan jiwa
yang berat dalam masa anak-anak untuk membuat diagnosis ini harus jelas telah
terjadi gangguan jiwa yang berat dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak.
I. Akibat
deprivasi psikososial
Retardasi mental dapat disebabkan oleh factor-faktor
biomedis ataupun sosiobudaya (yang berhubungan dengan deprivasi psikososial dan
penyesuaian diri).
Retardasi mental
cultural-familial
yaitu deprivasi cultural dapat mengakibatkan retardasi mental ringan dan bahwa
deprivasi cultural mungkin merupakan akibat dari retardasi familial.Retardasi
mental jenis ini biasanya ringan.
Retardasi mental
akibat deprivasi lingkungan, penelitian tentang deprivasi sensorik dalam bidang
ilmu kedokteran jiwa, deprivasi sensorik membuktikan pentingnya rangsangan
sensorik yang memadai bagi perkembangan intelektual anak kecil.Tingkat
retardasi biasanya ringan atau perbatasan.
2.
TINGKAT-TINGKAT
RETARDASI MENTAL
Hasil dari intelegensi bukanlah merupakan
satu-satunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat-ringannya
retardasi mental.
Tingkat-tingkat retardasi
mental
·
Retardasi mental taraf
perbatasan
·
Retardasi mental
ringan
·
Retardasi mental
sedang
·
Retardasi mental berat
·
Retardasi mental
sangat berat
3. PENANGANAN
MASALAH RETARDASI MENTAL
Banyak penderita retardasi mental yang dapat
mengalami perkembangan kepribadian yang normal seperti orang dengan intelegensi
normal.Sebagian besar jumlah penderita retardasi mental dapat mengembangkan
penyesuaian social dan vokasional yang baik serta kemampuan hubungan dan kasih
saying antar manusia.
A. Factor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
Seorang dengan retardasi mental karena keadaannya,
sepanjang hidupnya menghadapi lebih banyak resiko dari pada orang normal.
Karena keterbelakangan intelegensi tertdapat juga
perkembangan hidup emosi yang dapat mempengaruhi hubungan antar manusia.
Bila orang tua tidak mengetahui bahwa anak mereka
menderita retardasi mental karena ketidaktahuan atau karena mekanisme pembelaan
penyangkalan, maka harapan atau tuntutan mengenai prilaku normal akna
menyebabkan frustasi.Sikap umum masyarakat terhadap retardasi mental sangat
mempengaruhi reaksi orang tua terhadap adanya anak.Masyarakat dengan teknologi
tinggi yang mengutamakan pendidikan dan kemampuan intelektual, tidak perlu
toleran terhadap penderita retardasi mental di bandingkan dengan masyarakat
dengan teknologi yang lebih rendah.
B. Diagnosis
dan diagnosis banding
Untuk mendiagnosis retardasi mental dengan tepat,
perlu diambil anamnesis dari orang tua dengan tepat dan teliti mengenai
kehamilan, persalinan dan perkembangan anak.Observasi psikiatrik dikerjakan
untuk mengetahui adanya gangguan psikiatrik di samping retardasi mental.
Diagnosis banding ialah anak-anak dari keluarga yang
sangat melarat dengan deprivasi rangsangan yang berat.Gangguan bicara dan
“cerebral palsy” membuat anak kelihatan terbelakang biarpun intelegensinya
normal.Gangguan emosi dapat menghambat kemampuan belajar hingga anak itu dikira
bodoh.
C. Pencegahan
dan pengobatan
pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan
kesehatan pada masyarakat, perbaikan sosio ekonomi, konseling genetic dan
tindakan kedokteran, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita
adolesen dan di atas 40 tahun dikurangi dan pencegahan keradangan otak pada
anak-anak.
Pencegahan sekunder meliputi diagnosis dan
pengobatan dini keradangan otak,perdarahan subdural, kraniostenosis.
Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita
atau latihan khusus sebaiknya di sekolah luar biasa (SLB).Dapat diberi
neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif, atau destruktif.Amphetamine dan kadang-kadang
juga antihistamin berguna juga pada hiperkinesa.Obat-obatan yang memperbaiki
mikrosirkulasi di otak yang membuat masuknya zat asam dan makanan dari darah ke
sel-sel otak lebih mudah atau yang langsung memperbaiki metabolisme sel otak.
Konseling pada orang tua dilakukan secara fleksibel
dan pragmatis dengan tujuan antra lain membantu mereka dalam mengatasi frustasi
oleh karena mempunyai anak engan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki
anak itu diberi obat, dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada
obat yang dapat membantu pertukaran zat metabolism sel-sel otak, akan tetapi
biarpun anak itu menelan obat semacam itu dan lama sekali tidak berpengaruh
terhadap badan.
D.
KREATIVITAS
Pengertian Kreativitas
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan.Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi.Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan.Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi.Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
“Creativity refers to the abilities that are
characteristics of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi
dkk, 2001)
“Creative action is an imposing of one’s own whole
personality on the environment in an unique and characteristic way”
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi Process
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in self in
fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977
dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001).
Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah
sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan
(fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk
mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada
definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan
variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang
menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :
E.
Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001
mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas
sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan
mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi
berpikir).
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
“The initiative that one manifests by his power to
break away from the usual sequence of thought”
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang
menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi.
Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan
tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into
existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
Definisi
yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang
dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.Begitu pula menurut
Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna
sosial.Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang
baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi
yang memberikan definisi saling melengkapi.Untuk itu kita dapat membuat
berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
Pengertian Kreativitas
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan.Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi.Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan.Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi.Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
“Creativity refers to the abilities that are
characteristics of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi
dkk, 2001)
“Creative action is an imposing of one’s own whole
personality on the environment in an unique and characteristic way”
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi Process
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in self in
fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977
dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001).
Utami
Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam
berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya,
memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek
proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas
ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai
berikut :
Wallas
(1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap dalam proses
kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas
sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan
mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi
berpikir).
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
“The initiative that one manifests by his power to
break away from the usual sequence of thought”
Mengenai
“press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi,
dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang
dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya
terhadap perubahan atau perkembangan baru.
4. Definisi
Kreativitas dalam dimensi Product
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into
existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
Definisi
yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang
dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.Begitu pula menurut
Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna
sosial.Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang
baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Dari
berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna
dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling
melengkapi.Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi
tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para
ahli.
DAFTAR PUSTAKA
Widayatun Tri Rusmi
(1996),Psikologi Perilaku Manusia,Jakarta,Candra Pratama
Kartono Kartini
(1996), Psikologi Umum,Bandung,Cv Mandar Maju
Suryabrata Sumadi (1984), Psikologi Pendidikan, Jakarta Radar Jaya Offset
Suryabrata Sumadi (1984), Psikologi Pendidikan, Jakarta Radar Jaya Offset
Catatan
Ilmu kedokteran jiwa ,willy. F. maramis, edisi 2 , Surabaya: airlangga
University Press, 2009Posted by Eko Susanto on March 16, 2008